My Movie Review

COP OUT

(Warner Bros. Picture)
Starring : Bruce Willis, Tracy Morgan, Sean William Scott
Directed by : Kevin Smith
Genre : Action

Dengan ide cerita yang sudah berkali kali diangkat ke layar lebar mengenai dua polisi berbeda ras dan kepribadian harus menyelesaikan sebuah kasus yang melibatkan sebuah gang yang berbahaya. Lihat saja film –film sejenis Lethal Weapon dan Bad Boys, Rush Hour.

Ceritanya sendiri mengenai penyelidikan atas hilangnya kartu baseball bernilai puluhan ribu dollar digabungkan dengan dicurinya mobil mewah milik gangster kejam dan menyelamatkan seorang wanita yang diburu. Istimewanya hanya karena sang sutradara Kevin Smith, pembuat film kontroversi Clerks dan Chasing Amy.

Editor’s review: 6/10
Editor’s comment:
Dengan tema yang biasa-biasa saja, ide yang sudah diangkat berkali-kali ke layar lebar, chemistry yang kurang terasa antara Bruce Willis dengan Tracy Morgan, sampai dengan lelucon yang garing, akhirnya menjadikan film ini menjadi standard hiburan penonton yang Cuma iseng saja karena tidak ada tontonan lainnya.
(CHIK@)
 
POSSESSION
Fear Never Dies
Starring : Sarah Michelle Gellar, Lee Pace, Michael Landes
Directed by: Simon Sanquist, Joel Bergvall
Genre : Thriller / Horror

Sepasang suami istri yang cukup harmonis Jess (Sarah) dan Ryan (Lee Pace) harus berbagi rumah dengan sang adik Roman (Michael Landes) yang sering kali mengulah hingga beberapa kali keluar masuk penjara. Situasi tersebut menjadi buruk saat kakak beradik Ryan & Roman mengalami kecelakaan tragis pada saat dalam perjalanan. Kecelakaan tersebut mengakibatkan kedua kakak beradik tersebut mengalami luka parah dan koma. Namun yang paling parah kondisinya adalah sang kakak Ryan, yang hidupnya hanya di topang oleh mesin. Sedangkan sang adik Roman berhasil sadar dari kecelakaan tersebut.

Keanehan mulai terjadi semenjak Roman kembali sadar dari kecelakaan tersebut, karena sikap dan sifat Roman yang tadinya kasar mengalami perubahan drastis menjadi menyerupai sifat-sifat Ryan. Tentu saja kondisi tersebut mengakibatkan kebingunan besar bagi Jess, karena kebiasaan dan sifat-sifat adik iparnya ini benar-benar menyerupai suaminya yang masih koma terbaring di rumah sakit. Bukan itu saja, bahkan Roman sendiri mengakui bahwa dirinya sendiri adalah Ryan. Berbagai cara dilakukan oleh Jess untuk mencari tahu, siapakah Roman ini sebenarnya? Apakah kondisi tersebut hanya diakibatkan karena trauma kecelakaan yang dapat mempengaruhi ingatan? Apakah semua ini hanya sandiwara dari sang adik Ramon untuk mengambil kehidupan sang kakak yang sudah mapan dan harmonis? Ataukan memang benar bahwa Ramon ini sebenarnya kerasukan oleh arwah Ryan?

Editor’s review: 6/10
Editor’s comment:
Walau dengan mengusung nama aktris specialis horror sejak kemunculannya di Grudge; Sarah Michelle Gellar, ditambah dengan embel-embel From the Executive Producers of THE RING and THE GRUDGE, film horror ini lebih cocok bila dimasukkan dalam genre drama saja. Tema yang sudah seringkali diangkat di layar lebar, dan alur yang lambat serta karakter dari pemainnya yang serba pas pasan masih bisa ditutup oleh twisted ending yang sebenarnya sudah bisa ditebak dari awal. (CHIKA)

THE BOOK OF ELI
Starring : Denzel Washington, Gary Oldman, Mila Kunis, Ray Stevenson
Directed by : Albert Hughes, Allen Hughes
Genre : Action

Dengan latar belakang setelah bencana besar-besaran yang meluluhlantakkan bumi sehingga mengakibatkan bumi menjadi kekurangan sumber air, dan penduduk bumi berusaha mempertahankan hidupnya dengan berbagai cara, dimulailah petualangan Eli (Danzel) . Di visualisasikan dalam film ini bahwa Eli merupakan sosok yang keras, dengan ciri khas kacamata hitam yang jarang dilepasnya.

Berbekal keyakinan bahwa sumber mata air berada di sebuah wilayah di daerah selatan, Eli pun menuju ke arah selatan untuk mendapatkannya. Namun seperti yang bisa ditebak bersama, selalu muncul berbagai sosok penjahat yang berusaha menghalanginya menuju kesana. Berbekal peralatan bela diri yang lengkap mulai dari pistol, pisau, senapan Eli berusaha menghabisi lawan-lawannya yaitu kelompok geng motor perampok yang berusaha menghalanginya.

Peran Denzel dalam film ini ternyata banyak menuai kritik dari berbagai kalangan, bahkan beberapa kritikus berkomentar bahwa perannya dalam film ini merupakan peran dengan karakter terburuk sepanjang sejarah kariernya. (Chik@)

Editor’s review: 6/10
Editor’s comment:
Cerita bergulir tanpa ada penjelasan, adegan action yang serba nanggung, bahkan beberapa tidak masuk akal karena tidak ada penjelasan logisnya. Sayang sekali.... karena ide cerita cukup brilliant.


LOVELY BONES
Starring : Saoirse Ronan, Mark Wahlberg, Rachel Weisz, Stanley Tucci
Directed by : Peter Jackson
Genre : Drama

Diangkat dari Novel The Lovely Bones karangan Alice Sebold, film ini menceritakan tentang kehidupan setelah kematian Susie Salmon, serang remaja yang berusia 14 tahun – yang di narasikan oleh dirinya sendiri setelah menyadari bahwa dirinya telah meninggal. Susie dibunuh oleh tetangganya sendiri yang merupakan seorang psikopat yang telah membunuh beberapa anak perempuan lainnya di kota yang berbeda. Cerita pun bergulir setelah kematian Susie, bagaimana kehidupan orang tuanya dan keluarganya serta teman-temannya setelah kematian dirinya, juga penelusuran untuk menemukan pembunuhnya. Semua itu diceritakan dari sisi ‘lain’ kehidupan Susie.

Peter Jackson menghadirkan suasana dunia lain dengan gambar-gambar dan setting yang indah dan cerah, seolah-olah ingin melukiskan bahwa tampilan gambar itu merefleksikan akan kehidupan setelah kematian.

Editor’s review: 5.5/10
Editor’s comment:
Walaupun dilatarbelakangi oleh gambar yang indah dan setting yang cukup artistic, seperti dalam film What Dreams May Come, yang dibintangi oleh Robby Williams, namun film mengalir datar dan membosankan. Entah apa yang ada dalam pikiran Peter Jackson yang telah sukses dengan berbagai film sebelumnya, dan kali ini ingin mencoba untuk menyutradarai film drama yang diangkat dari sebuah Novel Bestseller. Hmmm… mungkin Peter Jackson tidak berbakat membuat film drama.(CHIK@)
















CLASH OF THE TITANS

(Warner Bros.)
Starring : Sam Worthington, Ralph Fiennes, Liam Neeson, Alexa Davalos
Directed by : Louis Leterrier
Genre : Adventure / Fantasy

Film memukau garapan sutradara Louis Leterrier yang sebelumnya telah membawa kesuksesan untuk film The Transporter dan Incredible Hulk tampil dengan cerita dan gambar yang sempurna, apalagi dalam format 3D.

Cerita dibuka dengan kisah Parseus (Sam Worthington) yang saat itu masih bayi, ditemukan oleh seorang pelaut kemudian mengangkatnya menjadi anaknya. Parseus sendiri merupakan anak dari Dewa Zeus yang kemudian menikah dengan seorang wanita manusia biasa. Saat itu di bumi sedang terjadi pertentangan besar-besaran untuk melawan pada dewa yang menurut penduduk bumi telah bertindak semena-mena terhadap manusia. Kekacauan tersebut dimanfaatkan oleh Hades, Dewa Kegelapan untuk merebut kekuasaan Zeus. Mengetahui hal tersebut, akhirnya Perseus bergabung dengan sekelompok ksatria untuk mengalahkan Hades agar tidak mengacaukan bumi dan menurunkan tahta Zeus. Berbagai tantangan dan rintangan dihadapai oleh Perseus termasuk berhadapan dengan Medusa- wanita berambut ular yang ganas dan siapa saja yang menatap matanya akan berubah juga menjadi batu. Selain itu Perseus juga harus berhadapan dengan Kraken, monster air peliharaan Poseidon yang sangat ganas. Akhir cerita sudah bisa kita tebak tentunya bukan?

Editor’s review: 9/10
Editor’s comment:
Sebuah kepuasan yang tinggi rasanya menonton film ini dengan format 3D, ditambah dengan garapan yang serius dan karakter pada dewa-dewinya yang cukup kuat. Walaupun cerita mengenai para dewa ini sudah muncul sebelumnya dalam film yang telah diputar terlebih dulu yaitu The Lightening Thief garapan Chris Colombus, namun dapat dilihat dari sisi yang berbeda, yang apabila di analogikan dengan tontonan film sebelumnya seperti ini : Menonton The Lightening Thief seperti menonton Harry Potter, sedangkan Clash of The Titans seperti menonton Lord f The Rings. (CHIK@)


Percy Jackson & The Lightning Thief

Starring : Logan Lerman, Alexandra Daddario, Brandon T.Jackson
Directed by : Chris Colombus
Genre : Adventure

Diawali dengan kemunculan Poseidon (Dewa Laut) dan kemudian disusul dengan Zeus di puncak Empire State Building yang merupakan pintu masuk rahasia menuju Olympus, terjadilah pembicaraan panas diantara mereka. Zeus menuduh putra Poseidon mencuri Lightening Bolt miliknya, sekaligus mengancam apabila senjata tersebut tidak berhasil ditemukan maka akan terjadi peperangan yang besar diantara para dewa. Adegan kemudian berpindah pada seorang remaja biasa yang menjalani kehidupan sehari-harinya secara normal, sampai akhirnya pada suatu kejadian saat dirinya dikejar oleh berbagai makhluk, barulah dirinya sadar bahwa ia adalah seorang anak manusias etengah dewa (demigod). Percy (Logan Lerman) akhirnya diberitahukan oleh ibu kandungnya yang seorang manusia biasa bahwa ayahnya adalah Poseidon. Akhirnya setelah semuanya terungkap, Percy bergabung dengan Camp Half Blood, yaitu sebuah tempat pelatihan khusus demigod. Bersama dengan sahabat sekaligus pelindungnya Grover dan putri dari dewi Athene, akhirnya dimulailah petualangan mereka mencari Lightening Bolt yang hilang. Tentu saja dalam perjalanan mereka banyak dihadang dengan berbagai makhluk termasuk Medusa, dan berbagai makhluk mitologi Yunani yang berusaha menghalangi mereka. Lantas siapakah sebenarnya pencuri Lightening Bolt milik Zeus tersebut? Dan mampukah mereka selamat dari kejaran musuh-musuh mereka?

Film arahan Chris Colombus ini hadir cukup menghibur dengan adegan dan lelucon yang segar seperti yang pernah kita saksikan juga dalam Harry Potter garapannya. Walau tidak semegah Harry Potter, namun film ini memiliki cirri khas nya tersendiri dan bahkan sudah beredar isu bahwa akan dibuat kelanjutannya.

Editor’s review: 7/10
Editor’s comment:
Hiburan dengan special effect dan cerita yang baik, serta karakter-karakter dari tokoh-tokoh mitologi Yunani yang cukup kuat. Wajib tonton bagi penggemar film-film adventure seperti Harry Potter dan Lord of The Ring (CHIK@)



UP IN THE AIR
(Paramount Picture)
Starring : George Clooney, Vera Farmiga, Anna Kendrick, Jason Bateman, Amy Morton, Melanie Lynskey, Danny R.Bridge & Sam Elliot.
Directed by : Jason Reitman
Genre : Drama

Dengan mengusung tema yang original, film drama ini tampil memukau dengan filosofi tentang hidup. George Clooney yang tampil sebagai peran utama bernama Ryan yang menganalogikan bahwa hidup manusia seperti membawa tas back pack. Seberapa banyak hal-hal dalam hidup yang ingin kita angkut / gendong dalam kehidupan sehari-hari? Pekerjaan, pasangan hidup, keluarga, keuangan, bisnis, dll. Semakin sedikit isinya maka semakin sedikit beban sehari-hari yang kita bawa. Benarkah begitu?

Mengusung tema mengenai dampak dari krisi global yang melanda seluruh dunia beberapa waktu yang lalu, dimana Amerika Serikat merupakan Negara yang paling parah mengalami dampaknya. Tentu saja dengan krisis tersebut banyak perusahaan yang mengalami kerugian dan berusaha mengurangi sumber dayanya, salah satunya adalah dengan mengurangi jumlah karyawan di perusahaannya. Namun masalahnya apakah mereka ‘mampu’ langsung mem-PHK kan karyawan yang jumlahnya ratusan tersebut? Adalah sebuah firma tempat Ryan (George Clooney) bekerja yang khusus menangani area tersebut bernama Carreer Transition Counseling (CTC) yang khusus menangani masalah emosi para karyawan setelah mendengar keputusan dari tempatnya bekerja untuk ‘membuang’ mereka.

Berbagai emosi seperti caci maki,amarah, tangisan dan teriakan sudah menjadi makanan sehari-hari bagi Ryan. Perjalanan karier Ryan pun bergulir masuk dari perusahaan ke perusahaan lainnya hanya untuk ‘memecat’ dan menampung emosi mereka karena ketidakberanian pemilik perusahaan untuk menghadapinya. Maka jadilah kehidupan Ryan yang cukup sibuk dengan jam terbang yang tinggi pulang pergi dari satu ke kota lainnya untuk mengurusi hal0hal tersebut. Baginya rumahnya adalah sepanjang perjalanan di pesawat dengan rumahnya hanyalah tempat pemberhentian sementara, karena keesokannya dia harus menjalani rutinitas serupa lagi.

Melalui tangan Jason Reitman, film drama ini mampu menghadirkan film dengan cerita sederhana menjadi luar biasa memukau, dengan tema unik yang original. Pendekatan emosional yang menganalogikan tas ransel sebagai beban yang harus dibawa juga merupakan suatu pandangan mampu membuat kita berpikir, seperti itukah hidup kita?

Editor’s review: 8/10
Editor’s comment:
Sebuah analogi yang pas mengenai tas ransel sebagai beban hidup membuat kita menerung dan berpikir mengenai tanggung jawab dan komitmen yang sudah kita jalani dalam hidup. Dengan karakter para pemainnya yang cukup bagus, menjadikan film ini sebagai film tercerdas yang enak untuk ditonton dan dibawa sebagai bahan renungan dalam menjalani hidup ini.(CHIK@)



MY NAME IS KHAN
Starring : Shah Rukh Khan, Kajol, Jimmy Shergill, Tanay Chheda
Directed by : Karan Johar
Genre : Drama

Jangan bayangkan Shah Rukh Khan dan Kajol menyanyi di bawah pohon dengan latar belakang taman bunga dan air mancur disini. Jangan pula bayangkan suasana dan adegan romantic dibayangi dengan setting yang penuh dengan selendang warna-warni di film ini. Dan apabila Anda penggemar film India yang menyukai hal-hal diatas, dipastikan Anda pasti kecewa saat menonton film ini. Walaupun film India ini hadir dengan durasi yang panjang dan masih pula mengumbar air mata, namun terasa minim dengan nuansa film India pada umumnya.

Adegan dibuka saat Rizwan Khan (Shah Rukh Khan) kecil penderita Aspeger’s Syndrome yang sangat disayang oleh ibunya ini diberi petuah oleh Ibunya, bahwa hanya ada 2 jenis manusia di bumi ini yaitu orang yang baik dan orang yang buruk, apapun agama dan sukunya. Beberapa tahun kemudian, setelah ibunya meninggal Rizwan yang telah dewasa pun hijrah ke San Fransisco mengikuti sang adik yang sudah berkeluarga dan pindah kesana beberapa tahun yang lalu. Rizwan bekerja sebagai penjual berbagai produk kecantikan yang membuatnya banyak berkeliling dari salon ke salon, dan disanalah dia berkenalan dengan janda dengan satu anak , Mandira (Kajol) dan jatuh cinta kepadanya. Tidak mudah merebut hati Mandira karena perbedaan diantara keduanya, namun pada akhirnya mereka memutuskan untuk menikah. Cerita tentang keluarga yang bahagia itu pun harus berakhir ketika kejadian 11 September merubah pandangan warga America terhadap kaum muslim yang tinggal disana, dan mau tak mau mereka akhirnya harus menerima perlakuan diskriminasi dari orang-orang sekelilingnya. Kejadian tragis pun terjadi saat putra tiri Rizwan tewas karena dipukuli oleh teman-teman sekelasnya yang menuduhnya sebagai anak dari seorang teroris. Kesedihan yang mendalam menyebabkan Mandira menyalahkan Rizwan yang menyebabkan kematian anaknya, dan mengusirnya. Akhirnya Rizwan pun berkelana agar dapat bertemu dengan presiden AS agar dapat menyampaikan kepada sang presiden bahwa dia bukan seorang teroris. “My Name Is Khan and I’m not a terrorist” serunya di tengah kerumunan orang – orang yang sedang menyambut Presiden Bush.

Editor’s review: 9/10
Editor’s comment:
Dengan tema yang original bahkan terasa controversial, ditambah dengan dukungan acting Shahrukh Kan & Kajol yang terasa benar chemistry nya walau tanpa adegan tari dan nyanyi yang mendayu-dayu, unsur drama yang memukau, menjadikan film ini bebas dari rasa bosan. Tema dan jalinan cerita yang menyatu dengan acting pemain, music yang terasa pas dan latar belakang cerita yang kuat rasanya tak mengherankan pada saat keluar bioskop banyak penonton yang malu-malu menghapus air matanya. (CHIK@)


HOW TO TRAIN YOUR DRAGON

(DreamWorks Animation)
Starring : Gerard Butler, Jay Baruchel, America Ferrera, Jonah Hilll
Directed by : Chris Sanders
Genre : Animation / Adventure

Film animasi yang diangkat dari Novelis Inggris Cressida Cowell: How To Train Your Dragon yang menceritakan tentang petualangan Hiccup Horrendous Haddock III: seorang putra dari kepala suku Viking Holligan yang baru berusia 11 tahun, ini disutradarai oleh Chris Sanders dan Dean DeBlois yang telah sukses sebelumnya membesut film animasi keluaran Disney Lilo & Stitch (2003).

Film ini dibuka dengan adegan pertempuran kaum Viking dengan berbagai bentuk naga yang menggempur Pulau Berk. Idealnya Pulau Berk ini merupakan tempat tinggal dengan sumber daya dan suasana yang nyaman untuk ditinggali oleh kaum Viking, andai saja tidak ada gangguan dari sekelompok naga yang berusaha untuk mengambil dan menggasak ternak-ternak mereka. Bukan itu saja, naga-naga tersebut juga tega membunuh kaum Viking dan memporak porandakan pemukiman mereka. Petarungan yang telah berlangsung selama beberapa generasi tersebut menjadikan kaum Viking sebagai pejuang yang tangguh, bahkan kaum remaja yang sudah dianggap siap pun harus melewati training dan ujian dalam tahapannya untuk menjadi seorang prajurit penumpas naga.

Kemampuan untuk menumpas naga pun akhirnya menjadi sebuah rasa kebanggaan oleh kaum Viking, seperti yang juga diinginkan oleh Hiccup (Baruchel), seorang remaja yang pintar dan pencipta senjata pelontar batu namun kurang berbakat dalam menumpas naga. Nasibnya berubah drastic ketika dalam suatu pertempuran, secara tak sengaja dirinya berhasil memukul jatuh seekor naga yang paling ditakuti karena kemampuannya, yaitu : Night Furry. Namun anehnya, saat ingin membunuh Night Furry timbul rasa kasihan di hatinya melihat ketidakberdayaan naga tersebut, dan alih-alih membunuhnya Hiccup pun dengan rela melepaskannya. Inilah awal persahabatannya dengan Night Furry yang akhirnya dipanggil dengan sebutan Toothless oleh Hicccup. Naga ganas itu pun akhirnya bisa tunduk dan dapat menjadi sahabat bagi Hiccup, bahkan dalam beberapa kasus Toothless membantu Hiccup untuk menghadapi jenis naga lainnya. Cerita pun mencapai klimaks nya pada saat kaum Viking mengetahui bahwa di balik keganasan sekelompok naga yang menyerang mereka, masih ada hal mengerikan lainnya yang harus mereka hadapi.

Ikuti kisah petualangan Hiccup dan teman-teman Vikingnya serta berbagai jenis dan bentuk naga dalam format 3D yang mengagumkan.

Editor’s review: 7/10
Editor’s comment:
Pertarungan antara kaum Viking dan berbagai jenis naga yang cukup menawan, apalagi bila ditonton dalam format 3D. Bukan itu saja, film ini juga mengandung pesan moral mengenai keberanian, kejujuran. Film yang layak ditonton bersama kelaurga Anda. (CHIK@)



HACHIKO
A true story of faith, devotion and undying love – review
(Sony Pictures Enternainment)
Starring : Richard Gere, Joan Allen, Sarah Roemer, Eric Avari, Jason Alexander,
Directed by : Lasse Hallstrom
Genre : Drama

Apakah Anda menggemari film-film bertemakan hewan peliharaan, terutama anjing, seperti : Lassie, Rin Tin Tin, Benji dan Air Bud? Maka jangan lewatkan kisah mengharu biru mengenai persahabatan seekor anjing berjenis Akita yang sangat setia dengan majikannya.

Parker Wilson (Richard Gere) seorang professor di sebuah kota kecil yang selalu naik kereta api saat berangkat dan pulang kantor, pada suatu sore secara tak sengaja menemukan seekor anak anjing di stasiun kereta api. Karena merasa ditelantarkan dan kasihan, maka dibawanyalah anjing itu ke rumahnya, walau dengan resiko akan dimarahi oleh sang istri karena memang sudah ada kesepakatan sebelumnya bahwa mereka tidak akan memelihara anjing lagi. Namun, karena anak anjing itu lucu, akhirnya keluarga mereka pun menerimanya dan menamai anjing tersebut : HACHIKO.

Waktupun berjalan cepat, dan Hachiko tumbuh besar serta menjalin ikatan yang kuat dengan Parker. Setiap hari Hachiko mengantar Parker ke stasiun kereta api dan begitupun saat pulang, saat sang professor turun dari kereta api, Hachiko siap menyambutnya di depan stasiun kereta api. Begitulah hal tersebut berlangsung sampai pada suatu saat tanpa peringatan terlebih dahulu, Peter mendadak meninggal saat mengajar di kampus. Hachiko yang tidak mengetahui bahwa Peter telah meninggal tetap saja menunggui Peter pulang di depan stasiun setiap pukul 5 sore. Hal tersebut berlangsung selam 10 tahun, sampai Hachiko menjadi tua dan akhirnya mati.

Film ini merupakan remake dari film Jepang berjudul Hachiko Monogatari 1987, dimana kisahnya sendiri diangkat dari kejadian nyata, mengenai kesetiaan anjing Hachiko sehingga akhirnya pun dibuatlah patung anjing di depan stasiun kereta untuk memperingatinya.

Editor’s review: 7/10
Editor’s comment:
Chemistry antara Hachiko dan Richard Gere cukup terjaga dengan baik sepanjang film ini. Walau sedikit datar dan membosankan, namun film dengan latar belakang cerita mengenai kesetiaan ini benar2 mengharu biru. Kalau saja anjing bisa sangat setia, mengapa manusia……………..(CHIK@)

FROM PARIS WITH LOVE

(Lionsgate)
Starring : John Travolta, Jonathan Rhys Meyers, Kasia Smutniak, Amber Rose Revah, Melissa Mars.
Directed by : Pierre Morel
Genre : Action

Dengan setting kota romantic Paris, seorang agen rahasia james Reese (Rhys Meyers) yang juga merupakan seorang pegawai di kedutaan Besar America merasa sudah memiliki kehidupan sempurna dan menyenangkan bersama dengan kekasihnya wanita cantik Perancis. Beberapa kali ia ditugaskan untuk melakukan tugas penting dan rahasia, sampai akhirnya dalam suatu misi diapun ditugaskan untuk bekerja sama dengan rekan barunya Charlie Wax (John Travolta). Ternyata bekerja sama dengan Wax memang tidak mudah, karena Wax yang karena pengalaman serta jam terbangnya yang tinggi memiiki karakter yang unik yang menyebabkan James hampir menyerah. Di satu sisi Wax adalah seorang yang memiliki karakter yang ramah, periang dan rasa humor yang cukup tinggi, namun di satu sisi, dia juga memiliki sifat sebaliknya, yaitu moody dan cenderung untuk bersikap seenaknya serta sering kali melakukan hal-hal berbahaya di luar dugaan James.

Akhirnya mereka berdua pun dapat bekerja sama secara terpaksa dan melakukan berbagai aksi mengejutkan untuk mengungkapkan rahasia dari sebuah jaringan teroris. Namun, James akhirnya pun tersadar bahwa dirinya ternyata telah menjadi target dari pihak yang saat ini sedang mereka kejar. Bukan itu saja, ternyata banyak yang terungkap dari kasus ini yang melibatkan orang-orang yang selama ini dikenalnya dan juga oang terdekatnya.

Dengan naskah yang ditulis oleh Luc Besson yang baru-baru saja telah menelurkan film yang cukup menegangkan TAKEN dan DISTRICT B13, cerita mengair dengan cerdas dan mampu memikat penonton dari awal sampai akhir film, apalagi ditambah dengan karakter yang dimainkan oleh John Travolta.

Editor’s review: 7,5/10
Editor’s comment:
Salut buat John Travolta yang sanggup membawakan karakter Charlie Wax dengan sempurna.Adegan action dan cerita yang pas mampu menutupi tema yang sebenarnya biasa-biasa saja dan sering juga diangkat di layar lebar, yaitu mengenai teroris. Bila Anda termasuk penggemar film action dengan ketegangan yang tinggi dan sarat dengan humor, jangan lewatkan film ini. Lucu dan cukup menghibur! (CHIK@)


PHOBIA 2

Starring : Jirayu Laongmanee, Charlie Trairat, Nicole Theriault, Marsha Wattanapanich
Directed by : Songyos Sugmakanan, Banjong Pisanthanakun, Parkpoom Wongpoom, Paween Purijitpanya, Visute Poolvoralaks
Genre : Horror / Thriller

Ingin mengulangi kesuksesan PHOBIA pertama, sekuel PHOBIA 2 ini tidak kalah menarik dengan 5 kisah horror pendek dengan judul Inggris. Dibuka dengan judul Novice yang menceritakan seorang remaja pria yang karena melakukan kesalahan harus menjalani kehidupan sebagai seorang biarawan muda di sebuah desa yang anker. Disana dia harus menghadapi masa lalunya dan juga kejadian aneh yang menghantui daerah tersebut. Ward, judul selanjutnya yang bercerita tentang seorang remaja yang mengalami kecelakaan lalu lintas dan akhirnya harus sekamar dengan seorang pria misterius yang sekarat, karena kamar lainnya sedang penuh. Mampukah dirinya bertahan semalam dengan pria misterius tadi, yang walaupun dikatakan oleh para suster sedang menanti ajalnya, namun mampu menghantui dirinya, bangun dari tempat tidur, bahkan menyerang dirinya. Mampukah dirinya bertahan malam itu? Saksikan juga kisah zombie melalui cerita Backpackers tentang 2 orang remaja Jepang yang sedang melakukan perjalanan wisata di Thailand, dan menumpang kendaraan pada sebuah truk misterius yang ternyata membawa mayat-mayat yang dapat menjelma menjadi zombie, dan akhirnya mengejar mereka. Berhasilkan mereka selamat dari kejaran para zombie-zombie haus darah tersebut? Salvage, bercerita tentang seorang wanita yang menjalani profesinya sebagai dealer mobil mewah bekas yang sukses. Wanita tersebut menjual lagi mobil – mobil mewah bekas kecelakaan dengan harga yang tinggi dengan cara memolesnya dan memalsukan data kepada calon konsumennya. Semuanya berlangsung mulus, sampai pada suatu malam wanita tersebut kehilangan anaknya yang sedang bermain diantara mobil-mobil mewah tersebut. Dapatkah wanita tersebut menemukan anaknya? Sajian terakhir yang cukup menawan dengan unsur yang cukup komplit untuk disajikan : horror dan komedi serta ending yang tidak terduga dengan judul In The End. Cerita berawal dari syuting sebuah film dimana salah satu pemerannya memang ternyata benar-benar sakit sehingga akhirnya dibawa ke rumah sakit untuk diobati, namun tanpa disangka sang dokter memberitahukan bahwa karena sakit yang parah, nyawanya tidak tertolong lagi. Namun anehnya, artis tersebut berhasil kembali ke tempat syuting untuk menyelesaikan adegannya.

Dengan keberhasilannya menuai sukses sebesar 64,4 juta Bath hanya dalam penayangannya selam 5 hari, telah menjadikannya sebagai film horror Thailand tersukses sepanjang masa. Sayang untuk dilewatkan begitu saja.

Editor’s review: 8/10
Editor’s comment:
Dengan pendekatan yang sedikit berbeda dalam menakuti penonton, cerita dan adegan yang muncul memang berbeda bila dibandingkan dengan film-film horror asia yang hanya mengandalkan make up seram, rambut panjang, jubah putih yang muncul dari kegelapan. Tentu saja Anda akan kecewa bila mengharapkan muncul hantu seperti dalam film horror Shutter, Ring dan The Grudge, karena kengerian dan ketegangan yang muncul berbaur dari suasana dan kondisi psikologis artisnya dalam menyingkapi kejadian yang menimpa hidupnya.(CHIK@)

THE WOLFMAN

(Universal Pictures)
Starring : Benicio Del Toro, Anthony Hopkins, Emily Blunt, Hugo Weaving, Geraldine Chaplin, Art Malik, Nicholas Day, Michael Cronin.
Directed by : Joe Johnston
Genre : Thriller / Fantasy

Dalam kegelapan malam di hutan, seorang pria berlari menyelamatkan diri dari kejaran makhluk yang hanya samar-samar terlihat. Adegan berikutnya pun berlanjut dengan teriakan dari sang pria…. Itulah adegan pembukaan pada film The Wolfman arahan sutradara Joe Johnston yang 5 tahun lalu cukup baik menggawangi film Hidalgo.

Lawrence Talbot (Benicio Del Toro) yang merupakan seorang actor kawakan dan terkenal diminta untuk segera pulang oleh tunangan kakaknya Ben. Dalam surat yang ditulis oleh Gwen Conliffe (Emily Blunt) diketahui bahwa sang kakak, telah hilang dan diduga telah tewas mengenaskan dan diyakini juga oleh penduduk sekitarnya bahwa pembunuhnya bukan manusia biasa. Dan benar saja, sesampainya di Talbot Manor, Lawrence menemukan jasad kakaknya dengan luka-luka yang mengerikan dan mengenaskan. Akhirnya Lawrence pun memutuskan untuk tinggal sementara sampai dapat menemukan titik terang mengenai kematian kakaknya yang misterius.

Namun sejak Lawrence tinggal disana, berbagai rentetan kejadian yang ganjil, termasuk kemunculan makhluk ganas tersebut di perkampungan gypsi. Bukan itu saja, sambutan ganjil dari sang ayah dan mimpi-mimpi buruk yang menghantuinya sampai akhirnya dirinya pun sadar bahwa ia juga merupakan warewolf yang diturunkan dari ayahnya sendiri. Maka dimulaiah perburuan atas dirinya yang dikepalai oleh Francis Aberline (Hugo Weaving) untuk memusnahkan warewolf yang telah mengakibatkan keresahan penduduk selama ini.

Editor’s review: 6/10
Editor’s comment:
Dengan memakai sederetan bintang terkenal, film ini ternyata tak mampu mengangkat tema yang sama dan menimbulkan kengerian bagi penonton yang mengharapkan dapat membakar hormone adrenalin saat menonton film ini. Mulai dari tema yang sudah tidak original tanpa ada sesuatu yang baru, music yang tidak pas, datarnya emosi dan kurangnya chemistry antara Lawrence dan Gwen, film ini akhirnya hanya memamerkan special effect yang ternyata pun masih biasa-biasa saja untuk penikmat film yang sudah biasa menonton film sejenis. (CHIK@)

LEGION

(Screen Gems)
Starring : Paul Bettany, Denis Quaid, Lucas Black, Tyrese Gibson, Adrianne Palicki
Directed by : Scott Stewart
Genre : Horror / Action

Film dibuka dengan sesosok malaikat Michael (Paul Bettany) turun ke muka bumi untuk menyelamatkan manusia, sekaligus ingin menyampaikan pesan bahwa Tuha telah murka dengan segala kelakukan manusia yang makin hari makin buruk. Dan bukan itu saja, karena kesabaran Tuhan yang sudah habis tersebut maka diutuslah para malaikat-malaikat untuk member pelajaran kepada kaum manusia dengan menciptakan bencana hampir di seantero dunia. Namun, nyatanya tidak semua malaikat setuju dengan pembantaian tersebut, salah satunya adalah malaikat Michael yang berniat untuk menyelamatkan satu-satunya harapan dan masa depan atas keberadaan manusia, yaitu calon bayi yang sedang dikandung oleh seorang wanita. Mengetahui bahwa Michael telah membelot dari tugas utamanya untuk membinasakan kaum manusia, maka Tuhan juga mengutus Gabriel (Kevin Durand) untuk menghadang misi Michael.

Wanita yang sedang mengandung dan bekerja sebagai pelayan restaurant di tengah gurun pasir di area New Mexico tersebut pun akhirnya terjebak bersama dengan pengunjung lainnya, saat dilakukan peyerangan besar besaran dari para malaikat yang sudah berubah menjadi wujud manusia yang kesurupan.

Berhasilkan bayi tersebut selamat? Apabila Anda penggemar film-film bertemakan tentang malaikat dan sejenisya, seperti : Constantine, Michael, dan Tooth Fairy, sayang rasanya bila melewatkan film ini. Dikemas dengan adegan kejar-kejaran dan full action sepanjang film ini cukup menarik untuk disaksikan hanya sebagai hiburan tanpa harus berpikir mengenai tema dan ceritanya yang cukup ganjil.

Editor’s review: 5/10
Editor’s comment:
Bila Anda penggemar film serial Supernatural sayang rasanya bila melewatkan film ini karena tema yang diusung juga hampir sama, yaitu pertentangan diantara para malaikat dalam menginterprestasikan perintah Tuhan atas manusia. Tidak ada yang istimewa dalam film ini selain adegan action yang seru sepanjang film ini. Jangan harapkan ada penjelasan lebih lainnya, cukup dinikmati saja. (CHIK@)